Rabu, 05 Oktober 2016

Seekor Makhluk Sebuah Desa

Seekor Makhluk Sebuah Desa

Seekor Makhluk Sebuah Desa Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Pada suatu hari Law (karakter utama) mendapat kabar dari kepala desa Viva tentang seekor makhluk misterius yang menghuni danau di desa tersebut, makhluk tersebut selalu memakan korban setiap malamnya, terlebih sekitar jam 10 – 1 pagi. Kejadian terebut bermula ketika ada anak kecil yang bermain di sekitar pinggir danau tersebut jam 10 malam, ketika itu dia sedang mencari mainannya yang terjatuh di sekitar danau tersebut, lalu dari kejauhan dia melihat seberkas cahaya kuning yang remang-remang, cukup menarik, dia pun mendekatinya dan setelah itu tidak ada kabar lagi tentang dirinya, kejadian ini sangat membuat kaget penduduk desa, pasalnya, belum ada kejadian negatif tentang danau tersebut, memang danau tersebut merupakan tempat dimana penduduk desa bisa bersantai, memancing mencuci dan lain-lain.

Tentang bagaimana wujud makhluk tersebut memang tidak ada yang tahu pasti, namun para petua desa terdahulu pernah menyebutkan, bahwa ada sesosok monster dalam danau tersebut, tetapi tidak menggang
... baca selengkapnya di Seekor Makhluk Sebuah Desa Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Baca selengkapnya

Sabtu, 24 September 2016

Menghargai (Nilai) Diri

Menghargai (Nilai) Diri

Menghargai (Nilai) Diri Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Kejadian yang saya ceritakan berikut mungkin pernah pembaca alami sendiri, entah ketika berperan sebagai anak atau orangtua. Saya tergerak menuliskannya sejak saya kedatangan seorang bapak (klien) yang mendaftarkan diri ke front office dan mengaku bermaksud mengkonsultasikan putrinya yang bermasalah.

Di ruang konsultasi, ternyata yang saya temui adalah pasangan suami istri. Sang istri memulai membuka pembicaraan dengan senyuman khasnya, “Pak Edy, kami harus meminta maaf karena telah berbohong kepada staf Bapak. Sebenarnya bukan anak kami yang bermasalah, tetapi ayahnya, ya suami saya ini…”. “Begini ceritanya, Pak Edy…” tukas sang suami. “Suatu sore saya ditegur ibu mertua saya yang kebetulan tinggal serumah bersama kami. Beliau menyatakan kesedihannya menyaksikan cucunya, anak perempuan kami, menyerocoskan kata-kata makian. Ibu mertua saya menyebutkan beberapa kosakata makian… dan saya sungguh terkejut, sebab kata-kata itu persis merupakan kata-kata yang pernah keluar dari mulut saya sewaktu kami sekeluarga bermobil dan tiba-tiba “dikepot” sebuah bus Metromini. Serta merta saya gampar sang sopir sambil melontarkan seribu makian setelah saya berhasil memalan
... baca selengkapnya di Menghargai (Nilai) Diri Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Baca selengkapnya

Minggu, 04 September 2016

Matematika is My Life

Matematika is My Life

Matematika is My Life Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

“Huhh.. kenapa sih nilai ulangan matematikaku selalu… saja jelek! Padahal aku kan sudah belajar?” tanya Nanda sambil berdecak kesal. “hay, Nanda? Kamu kenapa? Kok suntuk begitu sih?” tanya Nida teman Nanda. “gini, Nid. Tadi aku kan ulangan Matematika, tapi nilaiku jelek. Padahal aku sudah belajar!” kata Nanda. “m.. gini aja Nan, kamu coba belajar lebih giat lagi, dan hilangkan rasa tidak percaya diri dan tidak bisa dari dalam dirimu. Sebelumnya aku mau tanya, kamu benci gak sama pelajaran Matematika?” tanya Nida. “m.. Iya sih Nid. Aku benci… banget sama pelajaran Matematika. Soalnya, aku males… banget kalau belajar hitung-hitungan. Bikin puyeng kepala!” kata Nanda. “m.. itulah masalahnya! Kamu pasti tidak suka pelajaran itu. Makanya kamu anggap sepele dan jadinya nilaimu jelek deh. Coba kamu belajar lebih giat. Atau kamu mau belajar di rumahku?” tawar Nida. “ok, jam berapa?” tanya Nanda riang. “Jam 03.00 sampai jam 05.00” kata Nida lagi. “oh ya sudah! Dah sampai ketemu ya,” kata Nanda berlari riang keluar dari pagar sekolah. Nida hanya tersenyum sambil melambaikan tangan.

Sampai di rumah, Nanda langsung berganti baju dan makan siang. Lalu, dia melirik jam di rumahnya. Jam 14.45. ia lalu berkemas menyiapkan buku Matematikanya, dan ia pergi ke rumah Nida dengan berjalan kaki karena rumah Nida dekat dengan rumah Nanda.

Sampai di rumah Nida, Nanda dan Ninda langsung membuka buku
... baca selengkapnya di Matematika is My Life Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Baca selengkapnya

Selasa, 07 Juni 2016

Allah SWT Memang Maha Adil

Allah SWT Memang Maha Adil

Allah SWT Memang Maha Adil Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Dari selembar kertas kutulis pengalamanku yang membuatku menangis. Menangis deras untuk sebuah benda yang hilang. Betapa pentingnya benda itu untukku dan keluargaku. Benda itu hanyalah sebuah hp dan sebuah mobil pick up yang menemani ayahku bekerja, ayahku seorang mebeler (memiliki usaha membuat kursi dan meja sekolah). Karena itu aku menangis karena untuk membeli hp saja aku harus menyisihkan uang jajanku. Dan orangtuaku pun harus memulai menabung untuk membeli mobil lagi.

Saat itu aku akan memulai kehidupan baru. yaitu MOS di SMKN 1 KARAWANG. Yang tidak lain sekolah yang kuinginkan. Aku sangat bahagia memulai kehidupan baru di SMKN 1 KARAWANG. aku adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Kakaku adalah laki-laki yang sudah bekerja di PT kusuma Jaya sebagai drafter (gambar bangunan), dan aku seorang pelajar yang memulai kehidupannya di SMK, dan adikku yang masih duduk di TK (Taman Kanak-Kanak)

Suatu hari ada kejadian yang membuat orangtuaku terpuruk dan hampir jatuh sakit. kejadian itu saat malam hari. Betapa nyeyaknya keluargaku tidur pada malam hari itu. Pada jam 4 pagi ibuku bangun seperti biasanya. Dan ia mengintip ke jendela dan biasanya mobil parkir di depan rumah, ternyata mobil tidak ada. Ibuku langsung menjerit dan memanggil ayahku yang sedang tidur sehabis shalat tahajud. Ayahku langsung menghampiri dan semua orang yang ada di dalam rumahku bangun
... baca selengkapnya di Allah SWT Memang Maha Adil Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Baca selengkapnya

Jumat, 11 Desember 2015

Urusan Kebusukan, Tanyakan Pada Diri


Menghujat, menghina...
Caci maki, tebar aib, tebar fitnah...
Semuanya begitu akrab bagai jari jemari kita. Bilamana salah satunya beraktivitas, maka yang lainnya secara tidak sengaja mengiringi dengan penuh laknat.

Kebencian pun muncul sebagai pelengkap, bahkan kesombongan menjadi bagian untuk menurunkan martabat, hingga orang lain menjadi bangkai yang layak untuk disantap.

Sudahlah, jangan terlalu menertawakan orang lain karena kehinaannya. Karena belum tentu kita mulia. Janganlah juga terlalu peduli dengan bangkai orang lain, karena belum tentu bangkai kita lebih sedap daripada mereka.

Rajin-rajinlah introspeksi diri jika kecongkakan menyelimuti. Lebih baik Cerdaskan pikiran untuk hari-hari yang terlewatkan dengan taubat dalam penyesalan.

Satu detik dalam sibukmu, apakah dalam amal ataukah dalam kelalaian. Waktu terus mengintai seperti hunus yang siap menusukmu menuju kematian jasmani dan ruhani.

Tamatlah kesibukan kehidupan untuk orang lain, sementara beban dosa pada diri dibawa menghadap Ilahi. Untuk itu, marilah kita urus kebusukan diri dengan terus-menerus bertanya, sudah muliakah diri???

10/12/2015


Baca selengkapnya

Minggu, 11 Oktober 2015

Para Pendosa yang Mulia


Banyak diantara kita yang terkadang merasa 'ujub dengan ibadah yang kita lakukan. Karena rajin ke masjid misalnya, kita dengan bangga memvonis seorang teman "kafir" karena tidak mengikuti jejak langkah kita ke tempat ibadah. Bahkan, sering kali kita malas bergaul, apalagi jalan beriringan dengan saudara kita yang dalam tanda kutip sedikit ibadahnya.

Begitu hebatnya kita dalam keyakinan, padahal Tuhan sedang menguji ketulusan ibadah kita. Memang, ibadah yang rajin sangat ditekankan. Namun, jangan sampai ibadah yang kita lakukan sia-sia karena sombong dan ketakaburan kita.

Alkisah, pada suatu hari ada seorang khali' atau ahli maksiat tengah berjalan di suatu tempat, kemudian ia melihat seorang 'abid atau ahli ibadah dari kaum Bani Israil. si khali' tadi tiba-tiba menghampiri si 'abid seraya bergumam, "Bolehkah aku duduk di dekatmu, Wahai Ahli Ibadah? semoga dengan saya duduk di dekatmu Tuhan akan merahmatiku!" Kemudian si 'Abid pun menjawab, "Aku ahli ibadahnya kaum Bani Israil, sementara kamu adalah ahlinya maksiat, jadi aku tidak layak dudukmu!" ungkapnya seraya menendang kursi tempat si Khali' duduk.

Kemudian Tuhan berfirman kepada Nabinya kaum Bani Israil, "Perintahkanlah kepada kedua orang itu, Si Khali' dan si 'Abid supaya beribadah sungguh-sungguh kepadaku. Hari ini juga aku telah mengampuni dosa-dosa si Khali' dan menghapus semua amal ibadah si 'Abid karena kesombongannya."

Kisah di atas saya kutip dari beberapa referensi dengan pengembangan saya sendiri untuk lebih memudahkan memahami maknanya, dapat kita tarik kesimpulan bahwa betapa meruginya seorang ahli ibadah yang dengan kesombongannya, Tuhan pun murka kepadanya.

Oleh karena itu, marilah kita perbaiki diri supaya jangan sampai dengan ibadah yang kita kerjakan menjadi sia-sia karena sikap dan perbuatan kita kepada sesama. Kepada para ahli maksiat, marilah kita berbenah bersama untuk segera bertaubat dengan sungguh-sungguh, karena rahmat Tuhan pasti akan tercurah selama jiwa-jiwa kita merasa takut akan siksa-siksa-Nya. Semoga bermanfaat!

(10/10/2015)
Baca selengkapnya